206. Dari Anas r.a., ia berkata, Rasulullah bersabda, “Kesejukan pandangan mataku terletak di dalam shalat.” — Penggalan hadits — (H.R Nasa’i).
207. Dari ‘Umar r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Shalat adalah tiang agama.” (H.r Abu Nu’aim dalam Hilyatul-Auliya’, Jami’ush-Shaghir).
208. Dari Ali r.a., ia berkata, “Ucapan terakhir Rasulullah saw. adalah: Shalat! Shalat! Bertakwalah kalian kepada Allah dalam urusan hamba sahaya kalian.” (H.r. Abu Dawud).
209. Dari Abu Umamah r.a., bahwasanya Nabi saw. kembali dari Khaibar sambil membawa dua hamba sahaya bersama beliau. Maka ‘Ali berkata, “Wahai Rasulullah, berikanlah pelayan kepada kami!” Beliau bersabda, “Ambillah salah satu yang kamu kehendaki.” Ia berkata, “Pilihkanlah untukku.” Beliau bersabda, ‘Ambillah yang ini dan jangan kamu pukul ia. Karena aku telah melihatnya shalat dalam perjalanan kita kembali dari Khaibar. Sedangkan aku dilarang memukul orang yang mengerjakan shalat.” — Penggalan hadits — (H.r. Ahmad dan Thabarani, Majma’uz-Zawa’id).
210. Dari ‘Ubadah bin Shamit r.a., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, Ada shalat lima waktu yang telah diwajibkan Allah ‘azza wa jalla. Barangsiapa berwudhu' dengan sempurna untuknya, mengerjakannya pada waktunya, dan menyempurnakan ruku’ dan khusyu’nya, maka Allah berjanji kepadanya untuk mengampuninya. Barangsiapa tidak mengerjakan (semua itu), ia tidak mendapatkan janji Allah. Jika Allah menghendaki, Dia akan mengampuninya, dan jika Dia menghendaki, Dia akan mengadzabnya.” (H.r Abu Dawud).
Keterangan
Khusyu’ adalah perasaan takut di dalam hati dan ketenangan pada anggota badan. (Tafsir Ibnu Katsir).
Cara menyempurnakan khusyu’ adalah dengan memusatkan pandangan ke arah tempat sujudnya ketika berdiri, ke arah jari-jari kedua kakinya ketika ruku’, ke arah ujung hidungnya ketika sujud, dan ke arah pangkuannya ketika duduk. (Syarah Sunan Abi Dawud).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar