Rabu, 26 Mei 2010

Bab 5 Ikhlas - Hadits-hadits Nabi SAW


1204. Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasululah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak memandang rupa dan harta kalian, akan tetapi Allah memandang hati dan amal kalian.” (H.R. Muslim).

1205. Dari ‘Umar bin Khaththab r.a., ia berkata, “Saya telah mendengar Rasululah saw. bersabda, ‘Sesungguhnya semua amal tergantung pada niatnya. Sesungguhnya seseorang hanya akan memperoleh seperti apa yang ia niatkan. Barangsiapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya (sampai) kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa berhijrah karena ingin mencari harta dunia yang akan di dapatkannya atau karena perempuan yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya (terhenti) pada apa yang ia niatkan.” (H.R. Bukhari).

1206. Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya manusia akan dibangkitkan menurut niat mereka.” (H.R Ibnu Majah).

1207. Dari ‘Aisyah r.ha., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Satu pasukan akan menyerang Ka’bah. Maka ketika telah sampai di Baida’, orang pertama sampai yang terakhir dibenamkan ke dalam bumi. Aisyah r.ha., bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimanakah mungkin, yang pertama sampai yang terakhir dibenamkan ke dalam bumi, padahal di antara mereka ada orang-orang pasar dan orang-orang yang bukan termasuk kelompok mereka?' Beliau bersabda, “Yang pertama sampai yang terakhir dari mereka akan dibenamkan, kemudian mereka akan dibangkitkan sesuai niat mereka masing-masing.’” (H.R. Bukhari).
Keterangan
Baida’: Nama suatu tempat yang terletak di antara Mekkah dan Madinah. (Majma’u Biharil-Anwar).
Orang-orang yang bukan termasuk kelompok mereka: Yakni orang itu menyertai mereka, akan tetapi niatnya tidak sama dengan niat mereka. (Fat’hul-Bari).

1208. Dari Anas bin Malik r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya kalian telah meninggalkan orang-orang di Madinah, yang setiap kali kalian menempuh suatu perjalanan, menafkahkan sesuatu, ataupun melintasi suatu lembah, pastilah mereka juga (turut mendapat pahala dan keutamaan) bersama kalian dalam amal tersebut.” Mereka berkata, “Wahai Rasulullah! Bagaimana mereka bisa menyertai kami, sedangkan mereka tinggal di Madinah?” Rasulullah bersabda, “Udzur telah menahan mereka.” (H.r. Abu Dawud).
Keterangan
Hadits ini menunjukkan bahwa jika seseorang berniat melakukan sesuatu namun ada udzur sehingga tidak bisa mengerjakan amal tersebut, maka dengan sebab niat tersebut ia akan tetap memperoleh pahala seperti orang yang mengerjakannya. (Badzlul- Majhud).
 
 1209. Dari Ibnu ‘Abbas r.huma., dari Nabi saw., di antara riwayat dari Tuhannya ‘azza wa jalla; Ibnu Abbas r.huma. berkata, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla mencatat kebaikan dan keburukan, kemudian Dia menjelaskannya: Barangsiapa berniat melakukan kebaikan kemudian ia tidak mengamalkannya, Allah akan mencatat untuknya sebagai satu kebaikan yang sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat melakukan kebaikan, kemudian mengamalkannya, maka Allah akan mencatat untuknya sebagai sepuluh kebaikan di sisi-Nya, sampai 700 kali lipat, bahkan sampai berlipat ganda. Dan barangsiapa berniat melakukan keburukan dan tidak melakukannya, Allah akan mencatat untuknya satu kebaikan yang sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat melakukan keburukan kemudian melakukannya, maka Allah akan mencatat untuknya sebagai satu keburukan.” (H.R. Bukhari).
Keterangan
Allah mencatat kebaikan dan keburukan: Yakni memerintahkan kepada para malaikat pencatat amal untuk mencatatnya.
 
 1210. Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Seorang lelaki berkata, ‘Sungguh aku akan bersedekah.’ Lalu ia keluar dan memberikan sedekahnya kepada seorang pencuri. Maka pada pagi harinya banyak orang yang membicarakannya, ‘Seorang pencuri telah diberi sedekah.’ Lelaki itu berkata, ‘Ya Allah, hanya untuk-Mu-lah segala puji. Sungguh aku akan bersedekah lagi.’ Lalu ia keluar dengan sedekahnya dan ia memberikannya kepada seorang pezina. Maka pada pagi harinya banyak orang yang membicarakannya, ‘Seorang pezina telah diberi sedekah semalam.’ Maka ia berkata, ‘Ya Allah, hanya untuk-Mu-lah segala puji. (Sedekahku sampai) pada seorang pezina. Sungguh aku akan bersedekah lagi.' Lalu ia keluar dengan sedekahnya dan memberikannya kepada orang kaya. Maka pada pagi harinya banyak orang yang membicarakannya, ‘Seseorang yang kaya telah diberi sedekah.' Maka ia berkata, ‘Ya Allah, hanya milik-Mu-lah segala puji. (Sedekahku sampai) kepada seorang pencuri, seorang pezina, dan seseorang yang kaya.’ Maka diperlihatkan di dalam mimpinya dan dikatakan, ‘Sedekahmu kepada seorang pencuri, mudah-mudahan pencuri itu akan berhenti mencuri. Pezina itu, mudah-mudahan ia akan menahan diri dari berbuat zina. Dan orang kaya itu, mudah-mudahan ia dapat mengambil pelajaran sehingga mau berinfaq dengan sebagian rezeki yang telah Allah berikan kepadanya.’” (H.r. Bakhari).


1 komentar:

  1. New Mens Wedding Band Titanium - The ATI Nordic Blog
    Mikael titanium hair Kukrassim, a former titanium guitar chords Head of IT's at how strong is titanium the Winter 2018, spoke with Mikael about her titanium hair plans for ford focus titanium hatchback the summer wedding series and where she

    BalasHapus

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

Blog ini memberikan informasi mengenai dalil-dalil shahih tentang enam sifat para shahabat Nabi. Bagi sebagian kaum muslimin yang mengingkari atau masih meragukan akan perkara enam sifat, sangat dianjurkan untuk membuka halaman blog ini dan bila masih kurang yakin, silahkan membaca langsung ke Kitab aslinya berjudul MUNTAHAB A HADITS karya Al hafizh Syeikh Maulana Zakariyya Al Kandahlawi rah. Semoga bermanfaat.

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP