Rabu, 26 Mei 2010

Bab 2 Shalat - Hadits-hadits Nabi SAW - Bag 4


221. Dari Abu Umamah r.a., ia berkata, “Ditanyakan, ‘Wahai Rasulullah, doa manakah yang paling mustajab?’ Beliau menjawab, ‘Pada pertengahan separuh malam yang terakhir dan sesudah shalat wajib.’” (H.r. Tirmidzi).

222. Dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a., bahwasanya ia mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Shalat lima waktu menjadi penghapus dosa antara shalat-shalat tersebut.” Kemudian Rasulullah saw. melanjutkan, “Bagaimana pendapat kalian jika ada seorang laki-laki yang bekerja, sedang di antara tempat tinggalnya dan tempat kerjanya terdapat lima batang sungai. Jika ia mendatangi tempat kerjanya dan bekerja — sebanyak yang dikehendaki Allah — , kotoran dan keringat akan melekat di badannya. Lalu setiap kali ia melewati sungai, ia pun mandi. Hal itu pastilah membuat kotorannya hilang tak tersisa. Demikianlah shalat, setiap kali ia melakukan dosa, kemudian berdoa dan meminta ampun, maka dosa-dosa sebelumnya akan diampuni.” (H.r. Bazzar dan Thabarani dalam Mu’jamul-Ausath dan Kabir) Pada riwayat Thabarani dalam Mu’jamul-Kabir, ada tambahan: “Kemudian ia mengerjakan shalat dan meminta ampun, maka Allah mengampuni dosa-dosanya sebelum itu.” (Majma’uz-Zawa’id).

223. Dari Zaid bin Tsabit r.a., ia berkata, “Kami diperintahkan untuk bertasbih setiap selesai shalat 33 kali, bertahmid 33 kali, dan bertakbir 34 kali.” Maka salah seorang sahabat Anshar bermimpi ada seseorang bertanya kepadanya, “Apakah Rasulullah saw. memerintahkan engkau untuk bertasbih setiap selesai shalat 33 kali, bertahmid 33 kali, dan bertakbir 34 kali?’ Orang Anshar tersebut menjawab, “Ya.” Orang itu berkata, “Maka rubahlah sekarang masing-masing 25 kali dan tambahkan tahlil 25 kali.” Maka orang Anshar tersebut pergi kepada Rasulullah pada pagi harinya dan menceritakan mimpinya.” Beliau bersabda, “Kerjakan (mimpi tersebut).” (H.r. Tirmidzi).

224. Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin datang kepada Rasulullah saw. lalu berkata, “Orang-orang kaya telah memborong derajat yang tinggi dan kenikmatan yang abadi.” Beliau bertanya, “Apakah itu?” Mereka menjawab, “Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, mereka bershadaqah sedangkan kami tidak mampu bershadaqah, dan mereka memerdekakan budak sedangkan kami tidak. Maka Rasulullah saw bersabda, “Maukah kalian aku ajari sesuatu yang bisa kalian gunakan untuk menyusul orang-orang yang telah mendahului kalian dan mendahului orang-orang sesudah kalian? Dan tidak ada seorang pun yang lebih utama dari kalian kecuali orang yang berbuat seperti apa yang kalian kerjakan?” Mereka berkata, “Kami mau wahai Rasulullah!” Beliau bersabda, “Kalian bertasbih, bertakbir, dan bertahmid setiap selesai shalat 33 kali.” Abu Shalih berkata, “Lalu orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin tersebut kembali menemui Rasulullah saw. dan berkata, ‘Saudara kami, orang-orang kaya telah mendengar apa yang telah kami kerjakan, kemudian mereka melakukan hal serupa.' Rasulullah saw. bersabda, ‘Itu adalah karunia Allah yang Dia berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.’” (H.r. Muslim).

225. Dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah saw., “Barangsiapa bertasbih setiap selesai shalat 33 kali, bertahmid 33 kali, bertakbir 33 kali, maka jumlah semuanya 99. Dan untuk menggenapinya menjadi seratus, ia mengucapkan: Laa ilaha illallah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘da kulli syai’in qadir (tiada tuhan selain Allah, milik-Nya segala puji dan kerajaan, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu), maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di laut.” (H.r. Muslim).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

Blog ini memberikan informasi mengenai dalil-dalil shahih tentang enam sifat para shahabat Nabi. Bagi sebagian kaum muslimin yang mengingkari atau masih meragukan akan perkara enam sifat, sangat dianjurkan untuk membuka halaman blog ini dan bila masih kurang yakin, silahkan membaca langsung ke Kitab aslinya berjudul MUNTAHAB A HADITS karya Al hafizh Syeikh Maulana Zakariyya Al Kandahlawi rah. Semoga bermanfaat.

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP