Hadits-Hadits Nabi SAW.
1276. Dari Abu Bakrah r.a. (dalam sebuah hadits yang panjang), dari Rasulullah saw., beliau bersabda, “Bukankah aku telah menyampaikan?” Kami menjawab, “Ya!” Beliau bersabda, “Ya Allah, saksikanlah. Maka hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir. Karena kadang-kadang orang yang diberi penyampaian lebih faham dibandingkan orang yang menyampaikannya.” (H.R. Bukhari).
1277. Dari Hudzaifah bin Al Yaman r.a., dari Nabi saw., beliau bersabda, “Demi Dzat Yang jiwaku ada di tangan-Nya. Hendaklah kalian menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, atau (jika tidak), Allah akan mengirimkan adzab terhadap kalian, kemudian kalian berdoa kepada-Nya, tetapi Dia tidak mengabulkan doa kalian.” (H.R. Tirmidzi).
1278. Dari Zainab bin Jahsy r.ha., ia berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah! Apakah kami juga akan binasa, padahal ada orang-orang shalih di antara kami?’ Beliau menjawab, ‘Ya! Apabila keburukan telah meraja-lela.’” (H.R. Bukhari).
1279. Dari Anas r.a., ia berkata, “Seorang anak laki-laki Yahudi yang menjadi pembantu Nabi saw. jatuh sakit. Maka Rasulullah saw. menjenguknya. Beliau duduk di sisi kepalanya dan bersabda, ‘Masuklah Islam.’ Kemudian ia menatap ayahnya yang berada di sisinya, lalu ayahnya berkata, ‘Turutilah Abul Qasim saw.!’ Ia pun masuk Islam. Lalu Nabi saw. keluar sambil berucap, ‘Segala puji milik Allah Yang telah menyelamatkannya dari neraka.’” (H.R. Bukhari).
1280. Dari Sahl bin Sa’d r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya kebaikan ini ibarat gudang-gudang penyimpanan, dan gudang-gudang penyimpanan itu ada kuncinya. Maka beruntunglah seorang hamba yang dijadikan Allah sebagai kunci pembuka kebaikan dan penutup keburukan. Dan celakalah seorang hamba yang dijadikan Allah sebagai kunci pembuka keburukan dan penutup kebaikan.” (H.R. Ibnu Majah).
1280. Dari Sahl bin Sa’d r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya kebaikan ini ibarat gudang-gudang penyimpanan, dan gudang-gudang penyimpanan itu ada kuncinya. Maka beruntunglah seorang hamba yang dijadikan Allah sebagai kunci pembuka kebaikan dan penutup keburukan. Dan celakalah seorang hamba yang dijadikan Allah sebagai kunci pembuka keburukan dan penutup kebaikan.” (H.R. Ibnu Majah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar