Rabu, 26 Mei 2010

Hadits - Hadits Nabi SAW Tentang Kalimat Thayyibah-Bag 5

31. Dari ‘Umar bin Khaththab r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, ‘Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, kalian akan diberi rezeki seperti seekor burung diberi rezeki. Pagi-pagi ia pergi dengan perut kosong, sore harinya ia kembali dengan perut kenyang.” (H.r. Tirmidzi)
32. Dari Jabir bin Abdillah r.huma., ia mengabarkan bahwasanya ia berperang bersama Rasulullah saw. ke arah Najd. Ketika Rasulullah saw. pulang, ia ikut pulang bersamanya. Dalam perjalanan, mereka tidur siang di sebuah lembah yang penuh dengan pohon besar yang berduri. Rasulullah saw. turun beristirahat sedang para sahabat berpencar bernaung di bawah pohon. Maka Rasulullah saw. beristirahat di bawah sebuah pohon dan menggantungkan pedangnya di pohon itu. “Kami pun tidur beberapa lama. Tiba-tiba Rasulullah saw. memanggil kami dan saat itu di dekat beliau ada seorang Arab Badui. Lalu beliau bersabda, ‘Sesungguhnya orang ini menghunus pedangku ke arahku sedang aku masih tidur. Lalu aku bangun sedangkan pedangku ditangannya dalam keadaan terhunus. Lalu ia berkata, ‘Siapa yang bisa melindungimu dariku?’ Aku berkata, ‘Allah,’ sebanyak tiga kali. Rasulullah saw. tidak membalas perbuatannya dan orang badui itupun duduk.” (H.r. Bukhari)
33. Dari Shalih bin Mismar dan Ja’far bin Burqan rahimahumallah, bahwasanya Nabi saw. bersabda kepada Harits bin Malik, “Apa kabarmu, hai Malik!” Malik menjawab, “Mu’min, wahai Rasulullah.” Beliau bertanya, “Mu’min yang sebenarnya?” Ia menjawab, “Mu’min yang sebenarnya.” Nabi bersabda, “Sesungguhnya dalam setiap kebenaran ada buktinya. Apakah bukti ucapanmu itu?” Malik menjawab, “Aku jauhkan diriku dari dunia, aku hidupkan malamku, dan aku berpuasa pada siang hari. Aku seolah-olah melihat ‘arsy Tuhanku ketika dihadirkan, juga melihat penduduk surga saling berkunjung di dalamnya, dan seolah-olah aku mendengar teriakan penduduk neraka. Maka Nabi saw. bersabda, “(Engkau adalah) seorang mu’min yang hatinya diterangi cahaya.” (H.r. ‘Abdur-Razzaq)

34. Dari Ma’iz r.a., dari Nabi saw, bahwasanya beliau ditanya, “Amal apakah yang lebih utama?” Beliau saw. menjawab, “Iman kepada Allah semata, jihad, lalu haji yang mabrur. Itu semua melebihi semua amal yang lain, sejauh jarak antara tempat terbit matahari dan terbenamnya.” (H.r. Ahmad)
35. Dari Abu Umamah r.a., ia berkata, “Para sahabat bercerita tentang masalah dunia di dekat Rasulullah saw. Maka Rasulullah saw bersabda, Apakah kalian tidak mendengar? Apakah kalian tidak mendengar? Sesungguhnya sederhana itu sebagian dari iman. Sesungguhnya sederhana itu sebagian dari iman, yakni taqahhul.’” (H.r. Abu Dawud)
Keterangan
Sederhana (Badzadzah) adalah keadaan yang lusuh dan meninggalkan pakaian yang membuat sombong. Mengenai taqahhul, ahli bahasa berkata: Mutqahhil adalah orang yang kulitnya kering disebabkan payahnya kehidupan dan meninggalkan kemewahan. (Riyadhush-Shalihin).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

Blog ini memberikan informasi mengenai dalil-dalil shahih tentang enam sifat para shahabat Nabi. Bagi sebagian kaum muslimin yang mengingkari atau masih meragukan akan perkara enam sifat, sangat dianjurkan untuk membuka halaman blog ini dan bila masih kurang yakin, silahkan membaca langsung ke Kitab aslinya berjudul MUNTAHAB A HADITS karya Al hafizh Syeikh Maulana Zakariyya Al Kandahlawi rah. Semoga bermanfaat.

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP